Tradisi Omed Omedan Satu Hari Setelah Hari Raya Nyepi



Beritadewata.com - Tradisi ciuman massal yang di beri nama Omed Omedan di laksanakan satu hari setelah Hari Raya Nyepi, tridisi turun temurun tersebut di lakukan oleh laki laki dan perempuan yang belum menikah.

Hari Raya Nyepi telah berlalu, akan tetapi ada ritual menarik yang di lakukan muda mudi Banjar Sesetan Kaja Desa Adat Sesetan Denpasar Bali, satu hari setelah Hari Raya Nyepi, yaitu ritual Omed omedan, atau ciuman massal.

Tradisi Omed omedan tidak hanya menarik perhatian warga sekitar Banjar Kaja, akan tetapi banyak wisatawan, baik domstik maupun wisatawan asing yang mengabadikan acara omed omedan tersebut.

Kadek Ayu Trisna, peserta Omed omedan mengatakan, karena sudah tradisi, “apapun alasan nya harus di ikuti, karena saya sebagai pemudi, dan karena tradisi saya harus ikut, dan baru sekali ini saja saya ikut.” Katanya.

Made adi suara wirama, peserta omed omedan mengatakan ini sudah tradisi, bisa ikut atau tidak, terserah pada pemuda pemudinya. “Omed omedan sudah tradisi, sebenarnya terserah mereka anak – anak disini, bisa ikut atau tidak ikut juga  tidak apa.” Jelasnya, menurutnya, yang menarik dari omed omedan ini adalah saat di angkat atau di tarik tarik itu.

Sementara tokoh masyarakat Desa Adat Sesetan Kaja Jro Wayan Sunarya kegiatan atau ritual ini dilakukan sehari setelah Hari Raya Nyepi yang di lakukan sejak turun temurun.

“Rutin kami lakukan setahun sekali setelah Hari Raya Nyepi, hal ini tradisi turun temurun yang di lakuakn sejak jaman kerajaan, Omed omedan di adakan karena saat hari raya nyepi, tidak boleh keluar, maka saat pertama keluar, mereka mengungkapkan rasa kegembiraan.” Jelasnya.

Seperti ritual lainnya, kemunculan Omed omedan bukan tanpa kisah, konon tradisi unik ini berawal dari kisah kerajaan kecil di Denpasar Selatan, yang sedang sakit terusik dengan suara gaduh di luar,  sang raja keluar dengan tujuan memarahi anak anak yang ribut tadi, namun di luar dugaan, saat melihat ada anak anak sedang tarik tarikan, sang raja langsung sembuh, oleh karena itu, sang raja memrintahkan kepada pengikut nya untuk melakukan tarik tarikan yang di beri nama Omed omedan setiap tahun.

Sinabung Terus ‎Erupsi, Warga Diimbau Pakai Masker


REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Erupsi disertai awan panas guguran kembali terjadi di gunung Sinabung, Karo, Ahad (6/11). Masyarakat diimbau untuk terus mewaspadai aktifitas vulkanik gunung Sinabung yang masih tinggi ini.

Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sekaligus pos pemantau gunung Sinabung Deri mengatakan, erupsi disertai awan panas guguran itu terjadi pada pukul 07.46 WIB. 

"Untuk erupsi, tinggi kolom abunya 1.500 meter dan awan panas guguran dengan jarak luncur 700 meter ke arah tenggara timur," kata Deri.

Deri mengatakan, angin yang perlahan bertiup ke tenggara membawa abu vulkanik Sinabung tersebut mengarah ke Kabanjahe. Akibatnya, ibukota Karo ini diselimuti oleh abu putih tipis hasil erupsi tersebut. 

Masyarakat pun terus diimbau untuk tidak memasuki dan beraktifitas di zona berbahaya Sinabung yang telah ditentukan. Warga dan wisatawan diminta tidak berada di dalam radius 3 km dari puncak dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara, dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur, serta dalam jarak 4 km untuk sektor Utara-Timur gunung Sinabung.

Selain itu, masyarakat juga diharap tetap waspada terhadap ancaman lahar. Imbauan ini disampaikan terutama bagi masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di gunung Sinabung. 

Warga di luar zona berbahaya pun diimbau untuk mewaspadai paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu kesehatan. "Untuk masyarakat yang terdampak abu vulkanik diimbau memakai masker. ‎Aktifitas gunung Sinabung masih tinggi dan tidak tutup kemungkinan bisa terjadi erupsi dan awan panas guguran lagi," kata Deri.

Saat ini, status Gunung Sinabung masih dalam status Awas atau level IV. Selain erupsi dan awan panas guguran, getaran juga terus terjadi berkali-kali.

Bebas Visa, Jumlah Wisatawan Asing Berkunjung ke Bali Meningkat Drastis

Bebas Visa, Jumlah Wisatawan Asing Berkunjung ke Bali Meningkat Drastis


Covesia.com - Dinas Pariwisata Provinsi Bali mencatat terjadi peningkatan jumlah wisatawan asing ke daerah tersebut, khususnya Inggris sebesar 40,05 persen selama Januari hingga Juli 2016 menyusul diberlakukannya bebas visa bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Pulau Dewata tersebut.

Tercatat sebanyak 120.476 orang wisatawan dari Inggris telah berkunjung ke Bali selama tujuh bulan ini yakni Januari-Juli.

"Dampak pembebasan visa mulai terlihat dari meningkatnya kunjungan wisman asal Inggris sehingga menjadi negara utama yang peningkatannya sangat signifikan," kata pengamat pariwisata Dewa Nyoman Putra di Denpasar, Jumat (16/9/2016).

Kedatangan turis asal kerajaan Inggirs itu termasuk empat besar diantara negara utama pemasok turis asing ke Bali, melompat dua tingkat jika dibandingkan Juli 2015 yang kala itu menempati urutan ke enam dengan jumlah pelancong sebanyak 86.024 orang atau masih di bawah Korea Selatan.

Dewa Nyoman Putra menambahkan, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara hingga pertengahan 2016 didorong oleh adanya penambahan jalur penerbangan dan penerbangan carteran dari sejumlah negara ke Bali dan sebaliknya.

Turis Rusia misalnya paling banyak menggunakan pesawat carteran datang untuk bisa menikmati keindahan alam dan seni budaya Bali, sebab belum ada perusahaan penerbangan Indonesia yang menjangkau ke nagara itu secara berkelanjutan.

Disamping itu ramainya turis asing ke Bali, didorong oleh pelaksanaan kegiatan Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition (MICE) yang dinilai cukup kondusif terutama dibidang keamanan dan kenyamanan para peserta selama berada di Pulau Dewata.

Dewa Putra menjelaskan, sesuai data kunjungan wisman asal Australia masih menempati peringkat pertama hingga Juli 2016 tercatat sebanyak 645.730 orang, menyusul wisman asal China dengan 564.526 orang dan ditempat ketiga asal Jepang 127.276 orang.

Jokowi Hadiri Pertunjukan Rakyat Kayong Utara



Liputan6.com, Kayong Utara - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri acara pertunjukan rakyat di Desa Sukadana, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat (Kalbar), Jumat malam.

Jokowi tiba di lokasi acara sekitar pukul 21.00 WIB dan langsung disambut warga yang tengah menyaksikan panggung hiburan yang menyajikan lagu-lagu dangdut.

Dikutip dari Antara, suami Iriana ini sempat menyalami sejumlah warga yang antusias menyambut kedatangannya.

Gelar pertunjukan rakyat tersebut merupakan bagian dari acara 'Sail Selat Karimata' yang acara puncaknya akan digelar pada Sabtu 15 Oktober.

Tampak mendampingi Jokowi dalam kunjungan itu antara lain Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Seskab Pramono Anung, Menpar Arief Yahya, Menkominfo Rudiantara, dan Dirjen IKP Kemkominfo Rosarita Niken Widyastuti.

Hadir juga dalam kesempatan itu Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang yang merupakan putra kelahiran Sukadana, Kayong Utara.

Bukit Molenteng, Indahnya Atol Tersembunyi di Nusa Penida




TEMPO.COKlungkung - Rebeca, turis asal Amerika Serikat, mengaku takjub menyaksikan keindahan alam di Bukit Molenteng, Banjar Pelilitan, Desa Pejukutan, Pulau Nusa Penida, Bali. Selama sepuluh hari berlibur di Bali, Rebeca tidak ingin melewatkan momen berharga untuk menikmati keindahan alam di Nusa Penida.

"Saya tahu dari Instagram, kemudian tertarik mengunjungi tempat ini. Saya mau berfoto di sini untuk akun Instagram saya," katanya saat ditemui Tempo di Bukit Molenteng, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Jumat, 7 Oktober 2016. "Ini pertamanya kali saya ke Nusa Penida."

Menurut dia, walaupun akses jalan menuju bukit cukup terjal dan melelahkan, ia menyukai kealamian tempat wisata yang belum diketahui banyak orang ini. "Saya memang agak takut. Tapi, setelah sampai, tempat ini (Bukit Molenteng) sangat luar biasa. Saya suka karena keindahan tempat ini sangat alami," ucapnya.

Bukit Molenteng adalah sebuah kawasan bukit kecil. Akses jalan menuju tempat ini sudah dicetak membentuk jalur. Walaupun tidak permanen, jalur itu aman dilalui pengunjung karena sudah disediakan tali untuk berpegangan di beberapa titik yang cukup terjal. Dari Bukit Molenteng, pengunjung bisa melihat keindahan lautan dari ketinggian. Mata pengunjung akan dimanjakan oleh keindahan beberapa atol di sekitarnya. Tak jauh dari lokasi ini, terdapat obyek wisata Pantai Atuh, yang kini semakin diminati wisatawan mancanegara.

Wayan Natih, 53 tahun, penduduk yang juga membantu perawatan obyek wisata Bukit Molenteng, menuturkan Molenteng berasal dari kata “kamol”, bahasa warga setempat yang artinya kebun. "Dulu tempat itu ditanami jagung oleh kakek saya," ujarnya.

Natih menuturkan Bukit Molenteng mulai menjadi tujuan wisata yang ramai dikunjungi sejak Juni 2016. "Bulan Mei, akses menuju Molenteng sudah kami bentuk. Para wisatawan juga minta aksesnya tetap dipertahankan alami," katanya.

Gunung Api Purba Nglanggeran Ikuti Ajang UNWTO Awards 2016



National Geographic Indonesia - Kementerian Pariwisata mengajukan Gunung Api Purba Nglanggeran di Yogyakarta sebagai salah satu wakil Indonesia di ajang United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Awards 2016. 

Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran dengan program Nglanggeran Edu Village for tourism menjadi kandidat jawara di kategori Innovation in Non-Govermental Organization. Bersama empat perwakilan Indonesia lainnya, Gunung Nglanggeran akan beradu ketangguhan dengan perwakilan dari  154 negara, 7 wilayah, dan lebih dari 400 anggota afiliasi yang mewakili sektor swasta, lembaga pemerintahan, dan otoritas pariwisata lokal.

Gunung Nglanggeran tersusun atas materi vulkanik tua dengan banyak bebatuan besar yang menjulang tinggi. Kendati kini gunung tersebut tak aktif lagi, penelitian mengungkap bahwa sekitar 60 juta tahun silam, Nglanggeran merupakan gunung berapi aktif.

Selain bentang alamnya yang apik, gunung yang terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini memiliki legenda yang membuatnya kian unik dan menarik. Di sekitar Gunung Nglanggeran, terdapat kampung yang hanya boleh dihuni oleh tujuh kepala keluarga.  

Sejak 1999 silam, pemuda karang taruna dan warga sekitar gunung api purba melakukan penghijauan di gunung ini. Saat kondisi gunung ini sudah mulai menghijau dan mempunyai daya tarik wisata. Pada 2007 kawasan ini mendapatkan bantuan promosi (FAM Tour) dan pendampingan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul.

Jika dahulu warga sekitar Nglanggeran memenuhi kebutuhan ekonomi dengan mengambil serta menjual kayu dan bebatuan dari gunung tersebut, kini mereka beralih haluan dengan menerapkan praktek pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.

"Aset alam harus tetap dijaga seperti ini, sehingga masyarakat bisa mengambil manfaat dari kunjungan wisatawan," ucap Sugeng Handoko, Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nglanggeran.

Awal November, Ada Festival Pesona Danau Maninjau di Sumbar



Covesia.com - Festival Pesona Danau Maninjau akan menjadi daya tarik wisatawan ke Sumatera Barat yang akan digelar Pemerintah Kabupaten Agam pada awal November tahun ini.

"Festival ini akan digelar di Objek Wisata Muko-Muko Kecamatan Tanjung Raya, pada 3-6 November 2016," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Agam, Hadi Suryadi di Lubuk Basung, Sabtu (8/10/2016).

Ia mengatakan, kegiatan yang bertujuan guna melestarikan kesenian Minangkabau akan disemarakkan dengan berbagai lomba seperti lomba biduak atau perahu, tambua (gendang) tansa, talempong aguang, saluang dan pameran-pameran.

Peserta lomba rencananya berasal dari grup kesenian dan perwakilan kecamatan di Kabupaten Agam.

"Saat ini kita telah mempersiapkan undangan untuk peserta. Dalam waktu dekat undangan ini akan Kita serahkan langsung ke grup tersebut," katanya.

Festival tersebut diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan ke Agam, dengan perkiraan 550.000 orang dan realisasi sekitar 250 ribu orang pada tahun ini.

Jelajah Wisata Bawah Laut di Festival Nusa Penida 2016

Penari Baris Jangkang dalam pembukaan Nusa Penida Festival 2016, di Banjar Nyuh, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Bali, 7 Oktober 2016. TEMPO/Bram Setiawan


TEMPO.COKlungkung - Festival tahunan Nusa Penida Festival (NPF) kembali digelar ketiga kali. Nusa Penida Festival 2016 ini mengambil tema 'Exploring The Blue Paradise Islands', berlangsung selama tiga hari yakni 7-9 Oktober. 

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dalam sambutannya mengatakan Nusa Penida saat ini semakin dikenal di tingkat internasional. "Nusa Penida ditetapkan sebagai konservasi perairan yang penuh dengan ikan, terumbu karang, dan hasil laut. Ditetapkan sebagai pariwisata strategis nasional," katanya di Nusa Penida, Klungkung, Jum'at, 7 Oktober 2016.

Ia menjelaskan banyak yang belum mengetahui bahwa Nusa Penida adalah pulau terluar dari sisi selatan Indonesia. "Dekat Australia, maka Indonesia tidak boleh menganggap remeh Nusa Penida," ujarnya.

Ada pun Humas Nusa Penida Festival I Nyoman Widana mengatakan festival ini juga sebagai ajang promosi memperkenalkan kepulauan Nusa Penida yang terdiri atas Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Nusa Lembongan. “Selain melihat keindahan alam dan keasrian pulau ini, juga objek wisata yang benar-benar baru dan sangat jarang diketahui wisatawan," katanya.

Ia menambahkan keindahan objek bawah laut Nusa Penida juga tidak perlu diragukan lagi. "Nusa Penida juga terkenal keindahan karang laut dan ikan-ikan langka yang bertebaran di perairan ini," tuturnya.

Widana menjelaskan bahwa Nusa Penida Festival juga memperkenalkan ikan mola-mola (sunfish). Tak hanya itu, ujar dia, ada juga ikan pari manta yang hanya datang pada bulan Juni-Oktober. “Ada banyak titik lokasi penyelaman dengan pemandu-pemandu handal dan bersertifikat,” katanya.

Acara pembukaan Nusa Penida Festival 2016 diadakan di Pantai Pasir Putih, yang berlokasi di Banjar Nyuh, Desa Ped. Menurut dia penetuan lokasi tersebut karena belum diketahui banyak orang. "Wisatawan bisa menikmati indahnya sunset dan pemandangan Gunung Agung di sisi utara," tuturnya.

Pembukaan dimeriahkan oleh tari Baris Jangkang yang dipentaskan oleh seribu orang penari pria yang berpakaian dominan warna kuning memegang tombak. Widana menjelaskan bahwa Tari Baris Jangkang adalah tarian khas Nusa Penida tepatnya dari Desa Pakraman Pelilit. 

Penari terdiri atas lima dusun yakni, Pelilit, Pendem, Karang, Ampel, dan Pejukutan yang dipentaskan dari kalangan remaja hingga orang tua. "Gerakan tari sangat sederhana, tapi sulit untuk dipelajari," ujarnya.

Akhir Pekan Ini Ada Festival Batik di Banyuwangi

Koleksi Batik desainer nasional Priscilla Saputro yang menampilkan 60 koleksi busana batik dengan tema Dramatic Carnival Off Beat pada Banyuwangi Batik Festival 2015 di Taman Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (10/10/2015).


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur akan menggelar Banyuwangi Batik Festival (BBF) pada Minggu (9/10/2016). Untuk tahun ini, BBF 2016 mengangkat tema 'Batik Sekar Jagad Blambangan' salah satu motif batik klasik Banyuwangi.

BBF 2016 akan menghadirkan Putri Indonesia 2016 Kezia Roslin Cikita sebagai ikon. Kezia akan membawakan gaun batik Banyuwangi yang didesain secara khusus oleh Priscila Saputro, desainer fesyen dari Batik Nyonya Indo.

Selain Kezia, akan hadir pula Putri Pariwisata Intan Aletrino dan finalis Putri Indonesia 2016 Belda Amelia yang akan meramaikan catwalk BBF 2016.

Hary Cahyo, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan Banyuwangi kepada KompasTravel, Kamis (6/10/2016) menjelaskan Priscila Saputro akan mendesain 48 baju berbahan dasar batik Banyuwangi. Baju-baju itu akan diperagakan 12 model profesionalnya.

Selain itu desainer IKM Batik Banyuwangi, Sanet Sabintang juga akan menampilkan 15 desain baru untuk diperagakan dalam ajang BBF 2016.

Dalam rangakaian BBF tersebut juga digelar Fashion on the Pedestrian pada Jumat (7/10/2016). Para model Banyuwangi akan memperagakan pakaiannya di sepanjang trotoar alun-alun kota, Taman Blambangan.

Galeri Batik Gondho Arum yang ada di Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Jatim.

"Buat para pecinta batik ini adalah surganya mereka bisa berburu batik khas Banyuwangi di ajang BBF karena beberapa IKM batik juga melakukan pameran," jelas Hary.

Ia mengatakan, setiap tahun tema BBF berubah dan mengangkat motif batik klasik yang dimiliki Banyuwangi. Sebelumnya BBF mengangkat motif Gajah Uling, Kangkung Stingkes dan Paras Gempal.

Selain itu, Hary menjelaskan respons wisatawan dan peminat batik banyuwangi cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dari jumlah IKM batik yang terus tumbuh sejak dua tahun terakhir.

"Pada 3 tahun lalu jumlah IKM batik hanya 9 dan sekarang sudah mencapai 40-an IKM. Motifnya juga berkembang dari awalnya 22 sekarang sudah menjadi 60-an motif khas Banyuwangi. Ini menunjukkan jika batik Banyuwangi banyak yang mencari," pungkasnya. 

Gunung Rinjani Akan Dipasangi Kamera CCTV


Liputan6.com, Mataram - Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) akan membangun dan menggunakan sistem digital teknologi berupa CCTV dan online booking dalam mengawasi serta melayani wisatawan.

Balai TNGR menyiapkan CCTV yang akan memonitor sekitar 70 persen area TNGR sehingga pengawasan terhadap wisatawan yang berkunjung bisa dilakukan dengan mudah.

"Saat ini sudah kita mulai pengerjaannya, kita sudah bangun satu tower di Segara Anak. Dengan adanya CCTV kita bisa memantau secara real time," ujar Kepala Bagian Tata Usaha Balai TNGR Mustafa Imran Lubis dalam jumpa pers di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (4/10/2016)

Selain CCTV, Balai TNGR juga berencana menggunakan sistem online booking untuk melayani wisatawan yang akan berkunjung serta memantau data pengunjung.

Mustafa mengatakan, penggunaan sistem digital seperti online booking dan CCTV ini merupakan langkah TNGR untuk mengawasi secara akurat data dan keadaan pengunjung yang mendaki di Rinjani.

Sebab, kata dia, saat ini jumlah pengunjung ke TNGR masih simpang siur karena banyaknya wisatawan yang menggunakan jalur tidak resmi. Karena itu ia berharap program digital ini bisa terealisasi pada 2017.

"Dengan sistem itu, kita bisa melakukan pembatasan pengunjung, dan mengontrol kalau sudah melebihi kuota. Mudah-mudahan 2017 sudah mulai digunakan," tandas Mustafa.

Jokowi Dapat Undangan Parade 1001 Kuda Sumba



Liputan6.com, Kupang - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur berharap Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menghadiri Parade 1001 Kuda Sumba. Acara yang juga dikenal dengan Festival Sandelwood itu diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur (NTT) pada akhir tahun ini.

"Rencananya Pak Jokowi hadir dalam event Parade 1001 Kuda Sumba yang titik start-nya dari Kabupaten Sumba Timur. Kami sudah koordinasi dengan staf kepresidenan, semoga Pak Jokowi bersedia," kata Bupati Sumba Timur, Gidion Bili Djora, kepada Liputan6.com, Kupang, Selasa 4 Oktober 2016.

Menurut Gidion, jika tim kepresidenan sudah memberi jawaban, pihaknya segera berkoordinasi dengan camat, kepala desa, serta tokoh masyarakat guna mempersiapkan acara penjemputan Presiden.

Gidion menjelaskan Festival Sandelwood bertujuan untuk mempromosikan objek wisata di Sumba yang belum dikenal masyarakat. Karena itu, dia berharap Jokowi bisa hadir dalam acara tersebut.

"Masih banyak objek wisata di Sumba yang belum diekspose, maka belum banyak wisatawan datang ke sini, semoga kedatangan Pak Presiden wisata di Sumba semakin terkenal," ucap Gidion. (Amar Ola Keda)

Geotourism Trekking Rinjani Lombok Diapresiasi UNESCO



Liputan6.com, Jakarta - Forum yang concern di wisata geopark, The 7th International Conference on UNESCO Global Geopark 2016 di Kota Torbay, Inggris, 27-30 September lalu memberi angin segar bagi Lombok. Presentasi yang disampaikan Azwin Malaon, Asdep Wisata Alam dan Buatan Kemenpar memperoleh respons positif.

“Karena langsung bisa dirasakan dampak ekonomisnya bagi masyarakat lokal di seputar geopark,” kata Azwin Malaon.

“Kami berkolaborasi, Kemenpar, BNI, ITB Bandung, dan Pemprov Nusa Tenggara Barat. Kami libatkan 5 kabupaten/kota dan kami minta 8 orang wakil untuk masing2 Kabupaten Kota yang diseleksi ketat oleh Kepala Bappeda Provinsi NTB,” ujarnya.

Lalu, bersama Tim InstitutTeknologi Bandung, pihaknya bersepakat untuk fokus di 5 produk wisata, yaitu: Geotour, Geoculinary, Geohomestay, Geosouvenir dan Geoproducts atau E-Commerce-nya. Geohomestay dilakukan di Kota Mataram, Geoculinary di Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Utara. Geosouvenir di Lombok Timur.

“Semuanya berbasis pada jalur Geowisata yg sudah disepakati. BNI fokus di E-commerce dengan membangun Geopark Rinjani Mall, seperti yang sudah dilakukan dengan Banyuwangi Mall,” kata Azwir.

Apa yang sudah dilakukan? Tahun 2015 lalu, Kemenpar sudah fasilitasi semua stakeholder mulai dari Kementerian dan Lembaga, Provinsi, Kab/Kota dan para pelaku usaha Pariwisata, juga masyarakat untuk menyederhanakan 47 geosite yang dimiliki Geopark Rinjani.Mereka sepakat untuk 4 Jalur Geowisata di atas.

“Kita bangun dulu 4 jalur itu bersama-sama, saya sudah berbicara langsung dengan Gubernur NTB untuk bersama-sama membangun destinasi baru Geopark Rinjani, dan beliau setuju,” ungkapnya.

“Sekarang sedang bergulir di masyarakat dan ini adalah salah satu upaya yang kita lakukan agar masyarakat dapat mengambil manfaat dari Geopark. Upaya inilah yang diapresiasi UNESCO karena mampu secara langsung mensejahterakan masyarakat setempat dalam bentuk nyata,” kata Azwir Malaon.

Gunung Api Rinjani (3.726 m dari permukaan laut) ada di bagian utara Pulau Lombok, NTB. Kawasan itu sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai national geopark sejak November 2013. Wisatawan bisa datang, climbing, trekking, sampai di puncak, di atas danau kaldera-nya. Menpar Arief Yahya berkali-kali mengingatkan agar semua stakeholder yang mengelola dan memiliki Geopark Rinjani itu turut melestarikan alam pemberian Tuhan itu.

Termasuk menjaga agar manajemen sampah di kawasan geosite itu tetap terjaga bersih dan rapi. “Ingat Health and Hygiene adalah salah satu dari 14 pilar yang dinilai oleh TTCI, Travel and Touris Competitiveness Index World Economic Forum yang berpusat di Geneva. Peringkat kita di pilar ini tidak terlalu bagus, tanggung jawab kita semua untuk menjaga dan membuat menjadi lebih bagus,” ungkap Arief Yahya, Menpar RI.

Sedekah Laut, Nelayan Ciptakan Karya Seni Nyentrik Bertaraf MURI



Liputan6.com, Pemalang - Panas terik yang menyengat kulit tak menyurutkan semangat ratusan nelayan yang berkumpul di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Asemdoyong, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, sejak pagi.

Mereka penasaran dengan acara baritan alias sedekah laut yang hendak memamerkan karya seni rupa unik buatan para nelayan sendiri.

Karya seni rupa itu berupa kolase kapal nelayan dari rangkaian ikan petek terbanyak. Dalam acara bertajuk "Rayakan Rame-Rame" itu, karya seni rupa nelayan berdiri megah di depan Kantor Urusan Desa (KUD). 

Menurut tokoh nelayan Asemdoyong, Suroso, hasil kerajinan tangan para nelayan itu mencerminkan serta memupuk semangat pertemanan dan gotong royong masyarakat setempat. 

"Maha karya seni kolase kapal nelayan dari rangkaian ikan petek terbanyak ini murni ide dari nelayan Asemdoyong sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberikan rezeki dan keberkahan," ucap Suroso, Sabtu, 1 Oktober 2016. 

Awal mula ide itu muncul saat sejumlah nelayan Asemdoyong menggelar beberapa kali perkumpulan. "Kenapa kolase kapal nelayan dengan ikan petek terbanyak? Karena ikan itulah yang selama ini menjadi sumber rezeki bagi nelayan Asemdoyong," tutur dia.


Selain itu, kata dia, ikan petek sendiri setiap hari ada dan diperoleh nelayan setempat, sehingga tidak musiman. Setiap harinya, di musim apa pun, nelayan Asemdoyong yang berasal dari berbagai suku dan latar belakang bisa mendapatkan sedikitnya satu ton ikan petek. 

Karena itu, tak salah alasan para nelayan untuk mengungkapkan rasa syukur dan sebagai keberkahan rezeki dari ikan petek yang mampu menghidupi nelayan Asemdoyong membuat karya seni tersebut. 

"Kami masyarakat Asemdoyong yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, hidup dengan nilai-nilai gotong royong yang pekat dalam keseharian," ucap dia. 

Dapat Rekor MURI

Kolase kapal nelayan itu memiliki tinggi 1 meter, lebar 2,75 meter dan tebal 20 cm. Untuk membuat karya unik itu, nelayan membutuhkan 13.500 ikan petek yang telah dikeringkan.  

"Sejak puluhan tahun yang lalu, ikan petek telah menjadi tali kehidupan, cermin kemakmuran, serta simbol pemersatu masyarakat Asemdoyong," kata Suroso.

Sementara itu, Panitia Perayaan Buritan nelayan Asemdoyong, Mahmud menyebutkan waktu yang dibutuhkan untuk membuat kolase kapal nelayan berbahan ikan petek itu hanya tiga hari. Proses pembuatan dimulai dari pengumpulan ikan, pembuatan rangka, pengeringan ikan, hingga pemasangan ikan di rangka dilakukan secara gotong royong.

"Kami akui karya seni rupa kolase ini berhasil menyatukan masyarakat Asemdoyong melalui acara 'Rayakan Rame-Rame'. Selain itu, kolase ini berhasil tercatat di MURI dengan kategori kolase kapal nelayan ikan petek terbanyak. Inilah yang semakin mendorong kami untuk terus berkarya," ujar dia.

Agar penduduk lainnya dapat turut berpartisipasi, mereka semua diajak untuk memberikan dukungan melalui cap tangan mereka di Papan Penghargaan Ikan Petek sesaat setelah kolase tersebut dipamerkan kepada masyarakat. 

"Rangkaian acara pameran kolase kapal nelayan ikan petek terbanyak ini di 'Rayakan Rame-Rame' masyarakat setempat dan selesai dipamerkan pada tanggal 2 Oktober 2016," kata Mahmud.

MURI akan mencatat karya seni masyarakat Asemdoyong tersebut dengan nama Kolase Kapal Nelayan dari Rangkaian Ikan Petek Terbanyak. 

"Harapan kami dengan diraihnya rekor membanggakan ini, masyarakat Asemdoyong dapat semakin memperkenalkan ikan petek dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi daerah," ucap Mahmud.

Cuaca Mudah Berubah, Pendakian Malam Satu Suro di Gunung Merbabu Diperketat



BAWEN, KOMPAS.com - Pendakian malam satu suro atau peringatan tahun baru Islam di Gunung Merbabu, Jawa Tengah, mendapatkan pengawasan yang ketat.

Regu penyelamat setempat menyiapkan petugas khusus yang memantau dan memeriksa kesehatan seluruh pendaki pada pos-pos tertentu.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan menyusul cuaca yang mudah berubah di puncak Merbabu.

"Kami dari warga, relawan SAR, dan RAPI Elang Merbabu sudah siap. Kita perlu antisipasi cuaca dan kesehatan pendaki," kata koordinator SAR Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Agus Surolawe, Sabtu (1/10/2016) pagi.

Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan mulai dari naik hingga turun gunung ini, lanjutnya, sebenarnya membutuhkan koordinasi dengan sejumlah pihak. Terutama adalah ketersediaan tenaga medis.

Belum lama ini, pihaknya sudah melayangkan surat kepada instansi terkait untuk menyiagakan petugas medis di sejumlah basecamp, antara lain di basecamp Kompas di Dusun Tekelan, Manggala Dusun Cunthel, Getasan, Kabupaten Semarang dan basecamp Gedakan di Kabupaten Magelang.

"Gedakan tetap kita monitor dari sini, karena lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang. Hanya saja, ploting petugas medisnya belum ada," kata Agus.

Sebagai antisipasi apabila benar-benar tidak ada petugas medis yang disiagakan, kata Agus, para relawan akan melakukan screening manual. Jika ada calon pendaki yang terlihat sakit, pihaknya akan langsung melarang mereka naik.

"Begitu kita lihat pendaki tidak sehat, kami jelas tidak izinkan naik apalagi tergolong pendaki pemula," ujarnya.

Agus juga mengungkapkan, cuaca di puncak Merbabu mudah berubah dan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi badai. Jika cuaca memburuk, tim SAR sudah menyiapkan skenario penjemputan paksa pendaki.

"Agar kejadian pendaki tewas karena hipotermia yang terjadi 7 Februari 2016 lalu tidak terulang," imbuhnya.

Agus menyarankan kepada para pendaki untuk memastikan logistik dalam jumlah yang mencukupi serta kelangkapan sarana dan prasarana yang memadai.

"Pendaki juga wajib memberikan data identitas dan nomor ponsel," pungkasnya.

Lombok Jadi Tuan Rumah Seri Dunia Balap Sepeda


Liputan6.com, Lombok - Event balap sepeda internasional bakal digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu 2 Oktober 2016 mendatang. Acara bertajuk Gran Fondo New York (GFNY) ini, merupakan rangkaian  balap sepeda seri dunia (World Series), dimana kegiatan serupa juga digelar di 11 negara di Eropa, Amerika dan pertama kali di Asia yaitu di Indonesia. Puncak kejuaraannya, akan diadakan di New York, Amerika Serikat, pada 21 Mei 2017.

Selain Indonesia, tuan rumah lain untuk seri dunia GFNY 2016/2017 adalah Mont Ventoux (Prancis), Mexico City, Jerman, Italia, Argentina, Cozumel (Meksiko), Uruguay, dan Kolombia

Seperti diketahui, Gran Fondo adalah kegiatan touring bersepeda jarak jauh, yang pesertanya bukanlah atlet profesional. Jenis road bicyle race yang satu ini sudah ada sejak tahun 1970, dan GFNY adalah salah satu Gran Fondo paling terkenal di dunia.

Di GFNY - Indonesia, para penghobi balap sepeda  dari berbagai provinsi di Indonesia dan dari berbagai belahan dunia datang ke Pulau Lombok, untuk merasakan sensasi menjadi pebalap profesional dalam sehari, sesuai slogan event ini “Be A Pro For A Day”.

Dari catatan yang diperoleh Liputan6.com, jumlah peserta GFNY Indonesia yang telah terdaftar mencapai 500 pembalap dari 32 negara.
 

Menurut Axel Moeller, promotor sekaligus penyelenggara GFNY Indonesia, Lombok ditunjuk sebagai tempat penyelenggaraan karena tracknya sudah memenuhi syarat, dengan segala medan, mulai dari tepian pantai, pegunungan penuh tanjakan, hingga hijau persawahan yang khas. “Lombok akan memberi kesan menawan khususnya kepada para peserta dari mancanegara,” katanya.

Dijelaskan Axel, di GFNY Indonesia nanti, peserta akan diajak menjelajahi kawasan utara Senggigi, Kota Mataram, Monumen Seribu Masjid, Sekotong Bawah, Pelabuhan Lembar, Sekotong Tengah, dan wilayah perbukitan di Nambung hingga Batu Jangkih. Selain itu, peserta juga akan diajak menerabas Lombok tengah, Pusuk Pass, dengan pemandangan Gunung Rinjani di kejauhan, Nipah, Malimbu, hingga finish di Santosa Resort.

Beda Magma, Daya Letus Gunung Wilayah Timur Tak Terlalu Tinggi



Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, sebanyak 36 gunung berapi di wilayah timur Indonesia yang diamati letusannya relatif lebih ringan dibandingkan dengan 30 gunung api di bagian barat. Hal itu disebabkan karakter pembentukan magmanya berbeda dibandingkan dengan gunung api yang ada di wilayah barat.

Menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Indonesia PVMBG, Devy Kamil Syahbana, gunung api di wilayah barat Indonesia dibentuk di zona subduksi di selatan Jawa dan bagian barat Sumatera lebih dalam sumber magmanya. Dengan demikian, daya letusannya dimungkinkan lebih tinggi.

Meski begitu, kata dia, letusan gunung berapi di wilayah timur Indonesia tidak setinggi di wilayah barat. Namun begitu, tetap harus diwaspadai.

"Karena masyarakat itu harus memahami walaupun normal, dia itu gunung api. Gunung api itu mempunyai ancaman bahaya yang kadang-kadang kita tidak sangka seperti gas beracun," ucap Devy di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 29 September 2016.

"Karena produk aktivitas gunung api adalah manifestasi permukaannya itu gas-gas magmatik. Gas magmatik dengan konsentrat beracun yang tinggi bersifat ke tubuh kita, seperti CO2 (karbon dioksida) atau CO (karbon monoksida)," ia menambahkan.

Devy mengatakan pula, dengan adanya berbagai bahaya yang ada di seluruh gunung api di Indonesia, masyarakat diharapkan mematuhi rekomendasi yang telah diterbitkan oleh otoritas yang berwenang, apa pun status gunung apinya.

Dia menambahkan, saat ini di Indonesia terdapat satu gunung api berstatus Awas, satu gunung api berstatus Siaga, dan 18 gunung api berstatus Waspada. Adapun sisanya berstatus Normal.

Susul Barujari, Status Gunung Rinjani Naik Jadi Waspada



Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memutuskan untuk menaikkan status gunung api Rinjani di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dari normal menjadi waspada usai mengalami letusan melalui kerucut Gunung Barujari pada Selasa, 27 September 2016, pukul 14.45 Wita.

Letusan ini memicu kolom abu setinggi 2000 meter di atas puncak gunung api Rinjani atau setinggi 6.000 meter di atas permukaan laut dan bertiup ke arah barat serta barat daya.

Menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Indonesia PVMBG, Devy Kamil Syahbana, karena berstatus waspada, radius tiga kilometer dari puncak gunung tidak boleh terdapat aktivitas manusia.

"Masyarakat di sekitar Gunung Api Rinjani dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas atau berkemah di dalam kaldera gunung api Rinjani dan di dalam radius tiga kilometer dari kawah Gunung Barujari yang berada di dalam kaldera gunung api Rinjani," ujar Devy kepada Liputan6.com, Rabu (28/9/2016).

Devy meminta agar masyarakat tetap diam di dalam rumah jika terjadi hujan abu. Ia juga mengimbau warga untuk memakai masker, penutup hidung, dan mulut serta pelindung mata agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan iritasi mata.

Dia menambahkan, peringatan dini bahaya abu vulkanik untuk keselamatan penerbangan (VONA) telah dikirimkan ke instansi-instansi terkait keselamatan penerbangan, seperti Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, BMKG, Air Traffic Control (ATC), Volcanic Ash Advisory Centers (VAAC) Darwin dan Tokyo, pilot, dan pihak terkait lainnya.

"Penaikan status ini disebabkan masih adanya kegempaan tremor masih terus terekam yang mengindikasikan bahwa sistem vulkanik gunung api Rinjani masih belum stabil," kata Devy.

Letusan yang terjadi kali ini diawali dengan adanya peningkatan kegempaan vulkanik, tapi dengan jumlah dan amplituda yang tidak signifikan. Berdasarkan alat pencatat gempa di Pos Pengamatan Gunung Api Rinjani, PVMBG, di Kampung Sembalun Lawang, amplituda seismik gempa letusan sebesar 52 milimeter dengan lama gempa 100 detik.

PVMBG menyatakan dalam sejarah aktivitasnya, Gunung Rinjani telah meletus 20 kali dengan indeks eksplosif berkisar 1 sampai 7 (dari skala maksimum 8). Letusan terbesarnya terjadi pada 1257 dengan VEI 7 dan letusan terakhirnya terjadi pada hari Senin, 1 Agustus 2016 pukul 11.50 Wita dengan VEI 2.